HomeCelotehTito Karnavian “Ancam” Prabowo?

Tito Karnavian “Ancam” Prabowo?

“Konsistensi Tito Karnavian dalam menjaga kepercayaan publik, sangat mungkin kemudian berubah menjadi peluang elektabilitas.” – Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO


PinterPolitik.com

Nama Menteri Dalam Negeri alias Mendagri Tito Karnavian mungkin jadi salah satu sosok yang “diam-diam tapi kelihatan pengaruhnya”. Pengalamannya saat masih menjabat sebagai Kapolri memang membantu mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini di jabatan barunya.

Menariknya, seiring berjalannya waktu, nama Tito juga muncul sebagai tokoh nasional yang diperhitungkan untuk bersaing di Pilpres 2024. Ia dianggap punya kapabilitas dan elektabilitas yang mendukungnya untuk bersaing di kontestasi elektoral ini.

Hal ini setidaknya terkonfirmasi dalam hasil survei terbaru yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO). Survei tersebut menempatkan Tito sebagai menteri berkinerja memuaskan dengan perolehan respon 49 persen, berada di urutan ketiga setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan 61 persen dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 57 persen.

Publik memberikan penilaian tersebut untuk Tito berdasarkan beberapa faktor, di antaranya karena kebijakan 36 persen, ketegasan 24 persen, integritas 21 persen, empati 14 persen, dan faktor lain menyumbang 7 persen.

Nah, persepsi positif publik terhadap kinerja menteri ini bisa menjadi pemicu popularitas dan meningkatnya elektabilitas Tito.

Memang kalau dilihat dari tingkat elektabilitas saat ini, Tito masih cukup tertinggal dibandingkan Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra itu masih unggul dengan elektabilitas mencapai 16,4 persen.

Sementara elektabilitas Tito masih ada di angka 4,2 persen. Walaupun tertinggal, tren elektabilitas Prabowo dianggap cenderung menurun. Sebaliknya, menurut IPO, tren elektabilitas Tito cenderung naik.

Wih, peluang besar nih buat sang jenderal polisi itu. Bahkan, banyak pihak menyebutkan bahwa jika tren ini terus terjadi, bukan tidak mungkin Tito akan menjadi “ancaman” bagi Prabowo. Keduanya sama-sama menteri, tetapi kementerian yang dipimpin Tito cenderung lebih strategis karena menjadi penghubung pemerintahan pusat dan daerah.

Baca juga :  Adu Mekanik Endorse Anies vs Jokowi

Keduanya juga sama-sama jenderal, namun Tito bisa dibilang jenderal yang pensiunnya belum lama. Sehingga, pengaruhnya secara teknis cenderung masih lebih besar.

Hmmm, jangan-jangan Pak Tito malah bisa jadi kuda hitam yang sesungguhnya nih di 2024. Sebelumnya, banyak pihak memang menempatkan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kuda hitam terdepan. Tapi, kalau dilihat secara politik, Pak Tito boleh jadi malah punya kans politik yang lebih besar.

Persoalannya tinggal mendapatkan partai politik yang bisa mendukungnya. Hmm. Kalau yang ini bakal jadi pekerjaan rumah yang berat. Soalnya. Pak Prabowo udah punya modal tersebut lewat Partai Gerindra yang dipimpinnya. Menarik untuk ditunggu deh kelanjutannya kayak gimana. (S13)


Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.