HomeCelotehFadli Zon Takut Kena PHP?

Fadli Zon Takut Kena PHP?

Di tengah ramainya wacana reshuffle yang hendak dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kabinetnya, sejumlah nama – seperti Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon – disebut-sebut dapat menjadi menteri. Apakah Fadli Zon tidak takut kena PHP (pemberi harapan palsu)?


PinterPolitik.com

Biasanya nih, di tengah ramainya berbagai hal yang lagi trending, ada satu aja orang yang memutuskan untuk “melawan arus”. Mereka ini biasanya melabeli diri mereka sebagai anak yang anti-mainstream, Indie, atau hipster.

Mereka-mereka ini biasanya muncul dengan gaya mereka sendiri yang menurut mereka unik tuhNggak jarang, keunikan mereka pun jadi kebanggaan akan identitas mereka sendiri tuhHmm.

Nah, anak-anak semacam ini tampaknya tidak hanya muncul di dunia budaya populer aja lho, melainkan juga di dunia politik. Salah satu anak indie politik ini adalah Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon.

Lhagimana nggak? Di banyak kesempatan, Bung Fadli ini selalu mengambil sikap yang berbeda dari kebanyakan politisi. Ketika banyak politisi berkunjung ke Loji Gandrung untuk menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, misalnya, Bung Fadli justru malah menilai tidak perlu.

Selain momen itu, Bung Fadli juga kerap mengambil sikap berani pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Padahal nih ya, partainya – yakni Gerindra – merupakan salah satu partai yang mengisi koalisi pemerintahan Jokowi tuhWah wah.

Yang terbaru nih, Bung Fadli menunjukkan sebuah jawaban yang unik – menurut mimin – ketika ditanyai para pewarta soal kemungkinan dirinya menjadi menteri di tengah ramainya isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Kata politikus Gerindra tersebut, dirinya tidak ingin berandai-andai karena merasa dirinya adalah tukang kritik.

Baca juga :  Dompet Berjalan Presiden RI? #PART2

Baca Juga: Fadli Zon Jadi ‘Anak Indie’?

Ada yang Rindu Fahri Fadli

Hmm, lumayan unik nih ada politikus yang mawas diri semacam ini. Biasanya, kan, kalau dengar namanya disebut bisa jadi menteri, para politisi langsung tuh menunjukkan giginya dan berharap kepada sang presiden sembari berkata, “selama diamanatkan presiden karena itu adalah hak prerogatif presiden.”

Hmmtapi nih, sikap mawas diri ala Fadli Zon ini apa terjadi karena takut kena PHP (pemberian harapan palsu) ya? Kan, sering tuh pemerintahan Jokowi malah ngeprank dan nge-PHP masyarakat. Revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), misalnya, belum juga dimulai prosesnya meskipun Pak Jokowi yang ngedorong.

Selain itu, Bung Fadli ini mungkin juga belajar dari pengalaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD nih. Kan, Pak Mahfud dulu sampai “sakit hati” karena tidak jadi dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hehe.

Ya, terlepas dari sikap anti-mainstream dan kemungkinan takut di-PHP-nya ini, Bung Fadli ini tampaknya tetap dicari-cari oleh masyarakat Indonesia, baik di dunia maya atau nyata. Soalnya, banyak lho yang bilang rindu dengan duo Bung Fadli dengan Wakil Ketua Umum (Waketum) Gelora Fahri Hamzah. Hehe.

Lagipula nih, Bung Fadli pasti paham lah apa yang disukai oleh para netizen di Indonesia. Bisa dibilang, para netizen Indonesia itu secara khas suka banget lah sama apa yang disebut “keributan”. Hehe. (A43)

Baca Juga: RK-Fadli Zon Kuak Strategi Mahfud?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?