HomeCelotehRidwan Kamil "Si Anak Emas"?

Ridwan Kamil “Si Anak Emas”?

“Saya memahami apa pergeseran-pergeseran di institusi (Polri). Saya kira itu diperlukan ya, karena dinamika-dinamika tidak bisa dihindari”. – Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat


PinterPolitik.com

Gara-gara kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi, bergaduh-gaduhlah Indonesia dalam sepekan terakhir. Bukannya gimana-gimana ya, gara-gara status doi sebagai salah satu pendakwah yang punya banyak pengikut, akhirnya Bandara Soekarno-Hatta dipenuhi oleh para pengikut Imam Besar FPI itu.

Bahkan, tidak sampai di situ saja, kerumunan massa juga masih terjadi beberapa hari selanjutnya dalam momen acara di Markas FPI di Petamburan, juga saat pernikahan putri Rizieq, serta dalam acara yang dilakukan di Megamendung, Bogor.

Udah pasti kerumunan massa dalam acara-acara tersebut rawan melanggar protokol kesehatan di tengah kerja keras penanganan Covid-19. Pernikahan putri Rizieq misalnya, sampai dikenai denda Rp 50 juta.

Namun, sekalipun kena denda, kritikan tetap bermunculan karena ketidaktegasan dalam penegakan protokol kesehatan di acara-acara tersebut.

Baik kepolisian maupun pemerintah daerah dituduh kurang tegas menindak acara-acara tersebut. Buntutnya, Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya dicopot dari jabatannya masing-masing. Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diperiksa polisi sampai 9,5 jam lamanya. Wow.

Namun, banyak pihak yang merasa aneh, mengapa hanya Anies yang dipanggil dan diperiksa. Bukankah Megamendung ada di Bogor yang nota bene masuk dalam wilayah Jawa Barat? Artinya jika karena masalah di Petamburan buat Anies diperiksa polisi, harusnya soal yang di Bogor juga bikin Ridwan Kamil diperiksa polisi kan ya?

Well, teorinya harusnya seperti itu. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Makanya, banyak yang malah menyebut Ridwan Kamil seperti anak emas.

Hmm, kalau Ridwan Kamil anak emas, terus Anies Baswedan anak apa dong? Anak tiri? Uppps. “Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja”, begitu lirik lagunya Iis Dahlia. Hehehe.

Baca juga :  Bahlil "Keterlaluan", Airlangga Dirindukan?

Kisah tentang anak emas itu sendiri ternyata ada cerita rakyatnya loh. Judul lengkapnya “Si Anak Emas Radin Jambat” yang berasal dari daerah Lampung. Dikisahkan ada suatu negeri yang bernama Negeri Pasar Turi, Lampung. Negeri Pasar Turi merupakan pusat kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Tanjung.

Si raja ini memiliki tujuh istri, akan tetapi belum dikaruniai seorang putra mahkota, sehingga membuatnya hatinya sedih. Angka tujuh jadi inget presiden ketujuh nih ye. Hehehe.

Nah, suatu ketika, setelah bertapa beberapa lama, raja mendapatkan petunjuk dan memberikan buah merah bulat kepada permaisuri. Merah kayak warna PDIP kah? Uppps.

Kemudian permaisuri pun melahirkan seorang pangeran yang tampan dengan tangan kanannya menggenggam telur berwarna emas, sedangkan tangan kirinya memegang batu cincin permata. Oleh sebab itu, pangeran tersebut diberi nama Pangeran Emas Radin Jambat.

Tamat. Uppps. Masih ada kelanjutannya sih, nanti cari sendiri aja ceritanya. Hehehe.

Intinya mau bilang bahwa sangat mungkin Pak Ridwan Kamil emang jadi anak emas dalam kasus ini. Dia yang dinanti-nantikan, akhirnya menjadi yang memegang telur emas dan permata – berasa kayak simbol kekuasaan nggak sih?

Jadi penasaran nih apa yang bakal terjadi kalau Ridwan Kamil berhadapan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024. (S13)


Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.