“Dokumen ini belum saya buka ke masyarakat. Saya pikir gak ada perlunya saya buka, kecuali darurat”. – Rizieq Shihab, Imam Besar FPI
Pasca kembali ke tanah air, Imam Besar Front Pembela Islam atau FPI, Muhammad Rizieq Shihab memang menjadi sentral pemberitaan. Setelah heboh para pendukungnya yang memutihkan Bandara Soekarno-Hatta dan menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, kini doi kembali mencuri perhatian dan menimbulkan pertanyaan lewat pernyataan terbarunya.
Iyes, ini terkait kata-kata Rizieq yang mengklaim bahwa dirinya memiliki dokumen perjanjian dengan Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia. Ini disampaikan dalam siaran langsung yang ditayangkan oleh akun YouTube Front TV setelah ia tiba di Indonesia.
Sembari tetap mengumbar misteri dan tanda tanya, Rizieq menyebutkan bahwa dokumen itu sebelumnya tak pernah ia ungkap ke publik. Dokumen BIN itu ia terjemahkan ke dalam Bahasa Arab untuk ditunjukkan kepada Badan Intelijen Arab Saudi.
Persoalannya adalah karena Rizieq mengklaim, pemerintah Saudi Arabia menyebut mendapat laporan bahwa pentolan FPI itu memiliki masalah dan tengah dikejar oleh BIN Indonesia.
Rizieq tak menjelaskan apa isi perjanjian antara dirinya dengan BIN itu secara detail. Ia menyebutkan sempat ditanya soal permasalahan hukum yang ada di Indonesia. Apalagi, Badan Intelijen Saudi, kata Rizieq, mendapat laporan kalau dirinya memiliki kasus pelanggaran pidana di Jakarta dan Bandung. Ia juga disebut melarikan diri dari Indonesia karena persoalan pidana ini.
Hmm, yang menimbulkan misteri atau tanda tanya besar tentu saja adalah apa sebenarnya isi perjanjian antara Habib Rizieq dengan BIN? Soalnya, kalau benar ada perjanjian seperti yang ia maksud, maka boleh jadi ada peristiwa lain yang lebih besar yang ada di seputaran keberadaan Rizieq di Arab Saudi.
Bukannya gimana-gimana ya, kalau dipikir-pikir, masuk akal nggak sih seseorang bisa berada selama 3 tahun di luar negeri – apalagi disebut sebagai pelarian – jika ia tidak mendapatkan “perlindungan” dari negara tempat ia melarikan diri dan dari negara asalnya sendiri. Apalagi, dalam penuturan Rizieq, ia menyebutkan bahwa intelijen di Saudi juga sempat akan menahan dirinya.
Soal BIN ini kan juga menarik. Lembaga ini sekarang dipimpin oleh Budi Gunawan yang oleh banyak pihak disebut punya kedekatan dengan PDIP, secara khusus dengan sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. Artinya, kalau BIN punya perjanjian dengan Rizieq, perjanjian seperti apa yang mungkin terjadi jika ada pertautan dengan posisi politik PDIP sebagai partai yang kerap berseberangan dengan Rizieq?
Beh, ini berasa kayak buka box di dalam box. Setelah Rizieq pulang, semua merasa “ah, misterinya sudah selesai”. Tapi ternyata masih banyak tanda tanya besar yang butuh jawaban dalam persoalan ini. Menarik untuk ditunggu nih kisah selanjutnya. (S13)
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.