HomeNalar PolitikDi Balik Cabut Banding Ahok

Di Balik Cabut Banding Ahok

Setelah sempat mendaftarkan berkas ke pengadilan, 30 menit kemudian, ia membatalkan permohonan bandingnya.


PinterPolitik.com 

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok batal melawan vonis majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam perkara dugaan penodaan agama. Pukul 11.00 WIB, bertempat di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Veronica Tan didampingi adiknya, Fifi Lety Indra, membacakan surat pembatalan pencabutan banding Ahok.

Di Balik Cabut Banding Ahok
Veronica Tan menahan tangis saat membacakan surat yang ditulis Ahok pada jumpa pers (foto: istimewa)

Dalam suratnya, Ahok menghaturkan banyak terima kasih atas dukungan yang diberikan masyarakat kepadanya. Ia juga berharap agar bentuk-bentuk dukungan kepadanya, baik dalam bentuk kiriman bunga, penyalaan lilin di berbagai daerah, demonstrasi, dan lainnya, dihentikan. Ia beralasan, keputusannya ini untuk menghindari pihak-pihak lain yang ingin menunggangi gerakan tersebut.

Di tempat terpisah, pengacara Ahok, Darwin Aritonang menyatakan kalau keputusan Ahok ini bijak. Karena bisa jadi hukumannya malah akan ditambah, bahkan hak-hak politiknya pun terancam dicabut, apabila niat bandingnya tetap diteruskan. “Dia (Ahok) bilang, kalau banding hukumannya bisa ditambah, maju ke kasasi, ditambah lagi. Bisa-bisa hak politiknya dicabut,” paparnya.

Pencabutan Sudah Dilakukan

Veronica Tan, istri Ahok beserta tim hukumnya, telah melakukan proses pencabutan berkas banding tersebut. Mereka datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Senin (22/5) sore kemarin. Awalnya, Veronica dan tim hukum memberikan memori banding ke Pengadilan Negeri. Namun di luar dugaan, 30 menit kemudian, berkas setebal 196 halaman berisi 22 poin keberatan Ahok tersebut, dicabut kembali.

Veronica Tan (tengah), didampigi adiknya, Fifi KLety dan tim kuasa hukum saat mendaftarkan berkas banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara (foto: Tempo)
Veronica Tan (tengah), didampingi adiknya, Fifi Lety dan tim kuasa hukum saat mendaftarkan berkas banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara (foto: Tempo)

Darwin, selaku pengacara Ahok mengaku menghormati segala keputusan pencabutan permohonan banding kliennya. Mereka telah mempertimbangkan baik-baik. Menurutnya, jika Ahok menerima putusan hukuman dua tahun penjara, menjalani hukuman, dan berusaha mendapat remisi, maka hukumannya bisa jauh lebih pendek. “Kami sudah perhitungkan semua.” ujar Darwin lagi.

Baca juga :  Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Namun I Wayan Sudirta, pengacara Ahok lainnya menyatakan, pencabutan permohonan banding tidak otomatis menghentikan perkara Ahok. Pasalnya, jaksa telah mengajukan banding seminggu yang lalu. Sekarang, pengabulan atau penolakan berkas banding merupakan wewenang penuh jaksa. Dengan demikian, jika jaksa menolak pencabutan berkas banding, semua masih akan terus diproses. Sampai tulisan ini dibuat, pihak Kejaksaan Tinggi Jakarta sendiri belum bisa dihubungi.

Pendukung Hormati Keputusan

Setelah putusan bersalah jatuh dan Ahok harus diganjar dengan hukuman dua tahun penjara, kelompok yang terdiri dari relawan dan pendukung Ahok, menggalang pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk keperluan penangguhan penahanan.

Susi Rizki Wiyantini, seorang pendukung Ahok yang juga salah seorang inisiator pengumpulan KTP, mengaku kaget atas keputusan pencabutan berkas banding tersebut. Dirinya juga masih belum bisa memastikan, apakah gerakan pengumpulan KTP ini akan dihentikan. “Kami akan berkonsultasi dulu dengan tim kuasa hukum untuk mengetahui keberlanjutan gerakan kami,” ujarnya.

Walau begitu, proses pengumpulan KTP hingga saat ini masih berjalan. Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, KTP yang terkumpul sudah sebanyak 6.500 lembar. Sementara 3.338 di antaranya, sudah di Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk disertakan sebagai bukti penjaminan. Sedangkan KTP sisanya akan diberikan pada Jumat pekan ini.

Relawan Badja, Athika Batangaris, menyatakan pencabutan berkas banding Ahok bukanlah bentuk pengakuan bersalah Ahok, namun sebagai sebuah harapan agar proses hukum bisa menghentikan polemik dan kegaduhan yang berkembang di tengah masyarakat.

Hal senada juga diutarakan Raja Juli Antoni, selaku Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia. Ia yakin bahwa keputusan Ahok lebih dilatari oleh pertimbangan sistem hukum di Indonesia yang belum bersahabat kepada para pencari keadilan.

Baca juga :  Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?
(foto: istimewa)
Raja Juli Antoni, Sekjen PSI (foto: istimewa)

Bergelantungan di Penjara

Hingga hari ini, Ahok sendiri masih menempati ruangan berukuran 2×3 meter di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ia sendiri banyak mengisi hari-harinya dengan berolahraga, menulis tentang politik, dan membaca kitab suci.

Kepada Sirra Prayuna, pengacaranya yang lain, Ahok pernah berkelakar bahwa aktivitas olahraganya mirip monyet. Sebab, ia lebih suka melakukannya di ruang tahanan ketimbang di ruang kebugaran. “Gue sekarang olahraganya gelantungan, kayak monyet lompat-lompatan,” ujar Sirra menirukan Ahok.

Lebih lanjut, Sirra juga menjelaskan kalau Ahok tidak menempati blok khusus. Ruangannya tidak berdipan dan tak memiliki pendingin ruangan. Walau begitu, Kepala Bagian Operasional Korps Brigadir Mobil Kelapa Dua, Komisaris Besar Waris Wagono selalu memastikan Ahok setiap harinya menjalani pemeriksaan kesehatan. (Berbagai Sumber/A27)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Jangan Remehkan Golput

Golput menjadi momok, padahal mampu melahirkan harapan politik baru. PinterPolitik.com Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 tunai sudah. Kini giliran analisis hingga euforia yang tersisa dan...

Laki-Laki Takut Kuota Gender?

Berbeda dengan anggota DPR perempuan, anggota DPR laki-laki ternyata lebih skeptis terhadap kebijakan kuota gender 30% untuk perempuan. PinterPolitik.com Ella S. Prihatini menemukan sebuah fakta menarik...

Menjadi Pragmatis Bersama Prabowo

Mendorong rakyat menerima sogokan politik di masa Pilkada? Prabowo ajak rakyat menyeleweng? PinterPolitik.com Dalam pidato berdurasi 12 menit lebih beberapa menit, Prabowo sukses memancing berbagai respon....