“Apa yang dapat Anda lakukan untuk mempromosikan perdamaian dunia? Pulanglah dan cintai keluarga Anda” – Bunda Teresa, Biarawati Katolik Roma
Gengs, bagi kalian anak milenial yang menyukai film tentang taktik, siasat, dan perebutan kuasa, sudah pasti mengenal serial film The Game of Thrones ya. Film yang dikemas dalam 10 episode ini menceritakan tentang perebutan kekuasaan dan harga diri.
Dalam film ini perebutan kekuasaan itu begitu berbeda dari film-film lainnya karena perebutan kekuasaan yang ditampilkan terkesan sangat nyata dan real sebagaimana para tokoh saling berebut jabatan, cuy.
Bahkan nih, sob, dalam cerita ini terdapat plot yang menceritakan konflik internal hingga pembunuhan dalam keluarga lantaran perebutan kekuasaan. Behh, memang ya, kalau sudah berurusan dengan takhta dan singgasana, segalanya menjadi gelap dan apa pun pasti dilakukan.
Berangkat dari cerita film The Game of Thrones di atas, kelihatannya perebutan kuasa model seperti itu sedang terjadi di Indonesia nih. Soalnya sedang hangat-hangat kuku ada yang sampai membuat nazar jika sang ayah berhasil membentuk partai oposisi.
Pasti kalian sudah bisa menebak dengan pasti kan? Yes, bener banget sobat PinterPolitik.com, yaitu statement nazar yang diucapkan oleh Ketua DPP PAN Mumtaz Rais soal rencana ayahnya yang bakal membentuk partai baru. Bahkan, kemungkinan dinamakan PAN Reformasi. Beeh, ngeri ya perseteruan kali ini.
Mumtaz menilai parpol baru Amien Rais ini tidak akan pernah terwujud. Salah satu alasannya karena PAN reformasi tidak disokong seperempat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang dimiliki PAN yang jumlahnya sekitar 1.500-an.
Saking panasnya konflik ini, Mumtaz menyebut nama PAN yang akan dibentuk Pak Amien ini dengan sebutan PAN halusinasi, cuy. Weleh-weleh, Pak Mumtaz nggak takut disebut anak durhaka nih? Lebih-lebih, doi sampai nazar bahwa bila partai bentukan sang ayah ini jadi, sang anak akan berenang dari Pantai Kapuk sampai Labuan Bajo, sebagai bentuk giveaway, sob.
Buset nih Mas Mumtaz, mbok ya jangan takabur begitu lah jadi orang. Kok kelihatannya tengil dan meremehkan sang bapak banget gitu loh?
By the way, lebih jauh dari konflik ini, kalau ada yang nazar berenang seperti ini kok ya ingat Pak Amien dahulu ketika 2014 ya. Doi kan sempat nazar mau jalan dari Yogyakarta ke Jakarta kalau Pak Joko Widodo (Jokowi) terpilih jadi presiden.
Eh, ujung-ujungnya gak ada yang ngelakuin. Malah ada orang yang mewakili. Lah, kalau Pak Amien nanti partainya jadi, masa mau ada yang mewakili Mas Mumtaz berenang dari Kapuk ke Labuan Bajo? Kelihatannya keburu qoit deh itu. Ngomong-ngomong memang benar ya, sob, bahwa buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya. Upsss.
Ingat, Mas Mumtaz. Politik itu dinamis. Masih ada empat bulan lagi sampai masuk Desember. Siapa tahu dengan kesaktian ayahandamu masih bisa bangun partai baru? Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.